Assalamualaikum,
Hay readers, kali ini aku mau bahas tentang macam-macam resistor nih....
okay, check it out...........
Macam-Macam Resistor
Resistor dibedakan menjadi resistor tetap dan resistor tidak tetap,tetapi dapat dibedakan pula melalui bahan pembuatnya. Berikut adalah penjelasannya :
A.
Resistor tetap (Fixed resistor)
Resistor
tetap adalah resistor yang nilai hambatanya tidak dapat dirubah-rubah dan besarnya sudah ditentukan. Ciri
fisik untuk mengenali resistor jenis ini adalah bahan pembuat resistor berada
di tengah, dan pada kedua ujungnya terdapat conducting metal, kemasan
inilah yang dinamakan dengan axial.
Ada bermacam-macam ukuran
fisik resistor tetap yaitu tergantung besarnya daya yang dimilikinya. Misalnya
resistor tetap dengan daya 2 watt akan mempunyai bentuk fisik yang jauh lebih
besar dari pada resistor yang mempunyai daya 1/4 watt.
Gambar 1.2 Resistor Tetap (Fixed Resistor)
Jenis-jenis resistor tetap
1.
Precision Wirewound Resistor
Precision wirewound resistor adalah tipe
resistor yang tingkat keakuratan tinggi yaitu sampai
0,005% dan TCR (Temperature Coeffisient of Resistance) sangat rendah.
Sehingga cocok digunakan untuk aplikasi DC yang membutuhkan tingkat keakuratan
sangat tinggi. Namun jangan menggunakan tipe ini untuk aplikasi rf (radio
frequency) karena resistor jenis ini mempunyai Q resonant frequency
yang rendah.

Gambar 1.3 Precision Wirewound Resistor
2. NIST
Standard Resistor
Jika
dibandingkan dengan Precision Wirewound Resistor,NIST (Nasional
Institute Standard of Technology) merupakan tipe resistor dengan keakuratan
paling tinggi yaitu 0,001%, TCR yang rendah dan sangat stabil. Komponen
ini biasanya digunakan sebagai standar didalam menganalisa keakuratan dari
suatu alat ukur resistive.
Gambar 1.4 NIST (Nasional Institute
Standard of Technology) Standard Resistor
3.
Power Wirewound Resistor
Resistor
ini dapat menahan daya yang cukup besar dibandikan dengan jenis resistor
lainnya. Karena panas yang cukup besar, biasanya resistor ini dilapisi dengan
bahan seperti ceramic tube, ceramic rods, anodized aluminium, fiberglass
mandels. Dan biasanya resistor ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan
daya yang sangat besar.
Gambar 1.5 Power Wirewound Resistor
4.
Fuse Resistor
Resistor
ini juga dapat menjadi sekering atau saklar selain dari fungsi utamanya yaitu
penghambat arus. Resistor ini didesain mempunyai hambatan yang tak terhingga
bila ada arus yang besar yang melewatinya.
Gambar
1.6 Fuse Resistor
5.
Carbon Composition
Resistor ini mempunyai koefisien temperatur
dengan batas 1000 ppm / derajat celcius. Resistor ini juga memiliki koefisien
tegangan, dimana nilai hambatannya akan berubah ketika diberi tegangan. Semakin
besar tegangan yang melewatinya maka akan semakin besar pula perubahannya.
Gambar 1.7 Carbon Composition
6.
Carbon Film Resistor
Resistor
jenis ini hampir sama dengan resistor carbon composition, tetapi noise,
koefisien tegangan, koefisien temperatur nilainya lebih rendah. Carbon Film
Resistor dibuat dengan cara memotong batangan keramik yang panjang kemudian
dicampur dengan material karbon.
Gambar
1.8 Carbon Film Resistor
7.
Metal Film Resistor
Resistor ini lebih akurat dan tidak mempunyai
koefisien tegangan, noise, dan koefisien temperatur yang lebih rendah. Tetapi
resistor ini tidak sebagus jenis precision wirewound. Bahan dasarnya
adalah resistor ini adalah metal dan keramik, bahan ini mirip dengan bahan
untuk membuat carbon film resistor.
Gambar
1.9 Metal Film Resistor
8.
Foil Resistor
Resistor
ini hamper sama dengan resistor film tetapi kelebihannya adalah tingkat
kestabilan yang tinggi,kecilnya TCR ,dan tingginya frekuensi respon. Selain itu
terdapat pula kelemahannya yaitu nilai resistansi maksimum dari resistor ini
lebih kecil dari pada resistor film. Resistor ini biasanya dipakai dalam
strain gauge, dimana nilai strain dapat diukur berdasarkan
perbahan resistansinya.
Gambar
1.10 Foil Resistor
9.
Power
Film Resistor

Gambar 1.11 Power Film Resistor
B.
Resistor tidak tetap (Variable Resistor)
Resistor tidak tetap merupakan
resistor yang nilai resistansinya dapat berubah atau dapat diubah-ubah sesuai
kebutuhan. Perubahannya dapat dilakukan dengan cara memutar atau menggeser switch
yang memang sudah disediakan, namun ada pula nilai perubahan resistansinya akan
dipengaruhi oleh keadaan disekitarnya misalnya suhu, cahanya, suara, dll,
sehingga dapat dijadikan sebagai sakelar otomatis.
Jenis-jenis resistor tidak tetap
1.
Potensiometer

Gambar
1.12 Contoh bentuk Potensiometer
Beberapa jenis potensiometer :
a.
Potensiometer liniar
Potensiometer linier mempunyai unsur resistif
dengan penampang konstan, menghasilkan resistansi antara penyapu dengan salah
satu terminal proporsional dengan jarak antara keduanya.. Potensiometer linier
digunakan jika relasi proporsional diinginkan antara putaran sumbu dengan rasio
pembagian dari potensiometer, misalnya pengendali yang digunakan untuk menyetel
titik pusat layar osiloskop.
b. Potensiometer
logaritmik
Potensiometer logaritmik mempunyai unsur
resistif yang semakin menyempit atau dibuat dari bahan yang memiliki
resistivitas bervariasi. Ini memberikan peranti yang resistansinya merupakan
fungsi logaritmik terhadap sudut poros potensiometer. Potensiometer logaritmik
sering digunakan pada peranti audio, terutama sebagai pengendali volume.
c. Rheostat
Sebuah rheostat adalah resistor tidak tetap dua
terminal dan seringkali didesain untuk menangani arus dan tegangan yang tinggi.
Biasanya rheostat dibuat dari kawat resistif yang dililitkan untuk
membentuk koil toroid dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas toroid, menyentuh
koil dari satu lilitan ke lilitan selanjutnya.
d.
Potensiometer digital
Potensiometer digital adalah sebuah
komponen elektronik yang meniru fungsi dari potensiometer analog untuk
diterapkan pada isyarat digital.
e.
Trimpot
Trimpot adalah tripotensiometer, bentuk fisiknya kecil dan memiliki
nilai tahanan yang dapat di rubah-rubah namun dengan menggunakan alat bantu
berupa obeng kecil, karena untuk merubah nilai resistansinya tidak bisa menggunakan
tangan. Sebagai tahanan bahan resistansinya adalah menggunakan bahan karbon
atau arang.
2.
Resistor Berubah Otomatis
a.
NTC dan PTC
NTC (Negative Temperature Coeficient.) dari sifat komponen
dimana nilai resistansinya akan menurun apabila temperatur disekelilingnya
naik. Sedangkan PTC (Positive Temperature Coeficient), yang nilai
resistansinya akan bertambah besar apabila termperatur disekelilingnya turun..
Komponen NTC dan PTC biasanya digunakan sebagai sensor dalam peralatan pengukur
panas atau disebut juga termistor. Selain itu juga bisa digunakan sebagai
sakelar otomatis,cara kerjanya akan ditentukan oleh suhu disekitarnya.
Gambar
1.13 Resistor NTC dan PTC
b.
LDR
LDR (Light Dependent Resistor), yaitu sebuah resistor yang
nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan cahaya yang diterimanya.
Biasanya LDR digunakan untuk rangkain-rangkaian sakelar otomatis tertentu
seperti lampu taman, lampu jalan, dll, dimana LDR akan bekerja secra otomatis
sesuai dengan tingkat cahaya yang ada didepannya.
Gambar
1.14 Light Dependent Resistor
c.
VDR
VDR (Voltage Dependent Resistor), yaitu sebuah
resistor tidak tetap yang nilai resistansinya akan berubah tergantung dari
tegangan yang diterimanya. Sifat dari VDR adalah semakin besar tegangan yang
diterima, maka nilai tahanannya akan semakin mengecil, sehingga arus yang
melaluinya akan semakin besar. Dengan adanya sifat tersebut maka VDR akan sangat
cocok digunakan sebagai stabilizer bagi komponen transistor.
Gambar
1.15 Voltage Dependent Resistor
Daftar Rujukan
Mengukur
Arus dan Tegangan pada Resistor. Diakses dari : http://elektronika-elektronika.blogspot.co.id/2007/06/mengukur-arus-dan-tegangan-pada.html
Rangkaian
Seri dan Paralel. Diakses dari : http://wahyusrisayekti.blogspot.co.id/2013/12/rangkaian-seri-dan-paralel.html
0 komentar:
Posting Komentar